أهلا وسهلا

أهلا وسهلا مرحبا

Sabtu, 13 November 2010

CARA MEMBUAT LEM


Bagi semua pembaca tentu sudah tahu bagaimana membuat lem dari tepung aci atau sagu, tapi itu hanya dapat bertahan semalam dan keesokkan harinya telah basi atau mencair. Di sini saya ingin membagi-bagi pengalaman cara membuat lem kertas yang bertahan sampai berbulan-bulan. Dan bagi yang ingin menjadikan solusi ini untuk menjadi penghasilan itu lebih bagus.

Bahan-bahan :

80 gram tepung sagu / aci

120 gram air dingin

4 gram tawas (aluin)

8 cc glyserine

4 cc phenol liquid

Alat-Alat :

- panci

- gelas pengukur

- timbangan

- sendok plastik atau email

- kompor

Cara Membuat :

1. Masukkan tepung aci/sagu kedalam panci email khusus

2. Tuangkan air dingin kedalam panci lain. Taburkan bubuk tawas. Aduklah hingga tawas itu larut dalam air. (Tawas agak lama larutnya dalam air, karena itu aduklah terus menerus)

3. Tuangkan larutan air tawas itu kedalam panci yang berisi tepung sagu/aci. Aduklah terus menerus dengan sendok sampai seluruhnya larut. Jangan sampai ada tepung yang tidak larut.

4. Letakkan panci tersebut diatas kompor. Aturlah agar kompor apinya jangan terlalu besar . Cukup sedang-sedang saja. Sementara itu panci itu diaduk terus dengan sendok.

5. Setelah bahan lem kelihatan agak mengental, angkatlah panci itu dari kompor. Aduklah dengan cepat lagi isi panci tersebut agar lem yang dibuat itu kekentalannya rata dan halus. Bila tidak cepat mengaduknya, hasilnya tidak akan sempurna.

6. Dinginkan lem itu kira-kira 10 – 15 menit. Setelah menjadi dingin, tuangkanlah glyserine kedalamnya. Aduklah sekali lagi agar glyserine menyatu dan menjadikan lem menjadi lunak.

7. Teteskan Phenol Liquid. Aduk-aduk terus sampai lumat. (menyatu)

8. Lem / perekat tersebut sudah siap/jadi. Masukkanlah ke dalam pot-pot plastik. Tutup rapat-rapat dan simpan. Lem ini tahan berbulan-bulan dan tidak akan membusuk.

Silakan mempraktekkannya.

Senin, 01 November 2010

jawaban soal uts fpi

1. jeleskan pengertian filsafat pendidikan islam ?

filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Henderson mengatakan:
“Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.”
Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder. (Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1990. )

2. jelaskan pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan islam, bagaimana contohnya ?
pendekatan atau yang dipakai Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan persoalan-persoalan pendidikan adalah:
a. Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabang filsafat.Kontemplatif atau tafakur adalah berfikir secara mendalam dalam situasi yang tenang dan sunyi untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.
b. Pendekatan normative.Norma artinya nilai,juga berarti aturan atau hukum-hukum.Norma menunjukkan keteraturan suatu system.Nilai juga menunjukkan baik buruk,berguna tidak bergunanya sesuatu.Norma juga akan menunjukkan arah gerak sesuatu aktivitas.
c. Pendekatan ilmiah terhadap masalah actual,yang pada hakikatnya merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional,empiris dan eksprimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat islam
d. Pendekatan yang bersifat komprehensip dan terpadu,antara sumber-sumber naqli,akli,dan imani.

5. bagaiman prosedur memperoleh ilmu pendidikan islam
Banyak pendekatan yang banyak dilakukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan . Ilmu pengtahuan. Macan-macam pendekatan itu adalah
1. Empirisme
Cara pencarian ilmu pengetahuan melalui panca indra, karna indra tersebut yang menjadi instrument untuk menghubungkan ke Alam.
2. Rasionalisme
Suatu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan mengandalkn pikiran.
3. Aliran yang menggabungkan antara pendekatan Empirisme dan Rasionalisme. Aliran ini berkeyakinan bahwa cara untuk memperoleh ilmu oengetahuan itu melalui pengertian dan pengindraan.
4. Intuisi
Pendekatan ini membagi alam atas dua kategori yaitu
a. Alam pertama, yang dapat di obserfasi dan di eksperimentasioleh ilmu pengetahuan modern.
b. Alam intuisi, yang berkaitan dengan jiwa yang tidak mungkin di tundukkan dengan pengalaman atau analogi.
5. Wahyu Cara ini bersifat metafisik yang bercirikan transcendental, supra indrawi serta supra rasio.
6. Ilham, sejenis dengan wahyu. Hanya saja wahyu khusus untuk para Nabi dan Rasul, sedangkan ilham untuk orang muslim pada umumnya .

Senin, 27 September 2010

MAKALAH PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP

DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas:

Mata Kuliah : Bimbingan Penyuluhan

Dosen Pengampu : Sri Muniroh, M.Pd

\\Comp1\data (d)\logo\Copy of STAIN2.tif

Disusun oleh:

IKA LISTYANA 232 108 322

M. FARID ABDILAH 232 108 323

KHASANUDIN 232 108 324

Kelas : H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2010 / 2011

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan dalam hubungan saling pengaruh antara orang yang satu dengan yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi, misalnya orang tua membimbing anaknya.istilah bimbingan sering kali dikaitkan dengan konseling. Istilah Bimbingan dan Konseling sering kita dengar dilingkungan Pendidikan. Karena Bimbingan dan Konseling itu bisa dikatakan menjadi bagian dari suatu proses dalam Pendidikan. Maka dalam makalah ini kami akan sedikit membahas tentang apa itu Bimbingan dan Konseling, serta ruang lingkup dan tujuannya.

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN

A. Pengertian Bimbingan

1. Parson, dalam jones,1951

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mempersiapkan individu guna memasuki suatu jabatan dan menyiapkan individu agar mencapai kemajuan dalam jabatan.

2. Dunsmoor dan miller, dalam Mc Daniel,1951

Bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan ,jabatan,dan pribadi yang mereka miliki,atau dapat mereka kembangkan dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik melalui mahasiswa dibantu untuk dapat meperoleh penyesuaian yang baik terhapap sekolah dan kehidupan.

3. Chiskolm,dalam Mc Daniel,1959

Bimbingan membantu setiap individu untuk memahami diri sendiri.

4. Leverer, dalam Mc Daniel,1959

Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan kehidupannya sendiri pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang berguna yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.

5. Smith,dalam McDaniel 1959

Bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan-kerampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik.

6. Crow dan Crow

Bimbingan adalah bantuan yang diperlukan seseorang, laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,mengembangkan pandangan hidupnya sendiri membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

7. Tiederman , dalam Bernard dan Fullmer,19169

Bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna,tidak sekedar mengikuti kegiatan yang berguna.

8. Mortensen dan Schmuller 1976

Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan–kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan bagaimana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan–kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide demokrasi.

9. Bernard dan fullmer,1969

Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.

10. Mathewson, dalam Bernard dan fulmer,1969

Bimbingan sebagai pendidikan dan perkembanagan yang menekankan proses belajar yang sistematik.

11. Jones, stffire dan setiwart,1970

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian–penyesuaian yang bijaksana.Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain.Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi),tetapi harus dikembangkan.

Berdasarkan pengertian–pengertian diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan bimbingan(guidance) adalah proses pemberian bantuan yang dilakaukan oleh orang yag ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,baik anak-anak,remaja,maupun dewasa,agar orang yag dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiridengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

B. Pengertian Konseling

Istilah Konseling digunakan untuk menggantikan istilah penyuluhan yang selama ini menyertai kata bimbingan, yaitu kesatuan istilah bimbingan dan penyuluhan .Penyuluhan sama artinya dengan konseling.

Secara etimologis istilah konseling berasal daari bahasa latin ‘consilium’yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami sedangkan dalam bahasa Anglo-saxon, istilah konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan

Konseling memilikiciri-ciri pokok yaitu:

1) Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung,mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan ,gerakan-gerakan,isyarat-isyarat,pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat dalam interaksi itu.

2) Model interaksi didalam Konseling itu terbatas pada dimensi verbal,yaitu Konselor dan klien saling berbicara. Klien berbicara tentang pikiran–pikirannya,tentang perasaan-perasaannya, tentang perilaku-perilakunyadan banyak lagi tentang dirinya.

Dipihak lain,konselor mendengarkan dan menanggapi hal-hal yang dikemukakan klien dengan maksud agar klien memberikan dan berbicara lagi lebih lanjut.keduanaya terlibat dalam memikirkan, berbicara dan mengemukakan gagasan-gagasan yang akhirnya bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

3) Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah pada pencapaian tujuan.

4) tujuan dari hubungan Konseling ialah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien,perubahan kearah yang lebih baik,Teratasinya masalah yang diatasi Klien.

5) Konseling merupakan proses yang dinamis, dimana individu Klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya,mengembangkan kemampuan-kemampuanya dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi.

6) konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri Klien yaitu atas dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.

Dengan cirri-ciri pokok demikian itu dapat dirumuskan bahwa dengan singkat pengertian Konseling yaitu: Konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan melalui wawancara Konseling oleh seorang ahli(konselor)kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah(klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.[1]

Apakah hubungan antara Bimbingan (Guidance) dan Penyuluhan (counseling) ?

Ada pihak-pihak yang berpendapat, bahwa kedua pengertian tersebut adalah identik atau sama saja:artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang fundamental antara guidance dan counseling.Disamping itu ada pula yang berpendapat bahwa keduanya merupakan pengertian yang baik dasar-dasarnya maupun cara kerjanya, setidak-tidaknya merupakan kegiatan yang sejajar.Menurut pandangan ini counseling lebih identik dengan psikoterapi yaitu usaha unuk menolong kesukaran dan ganguan psikis yang serius .Sedangkan Guidance menurut pandangan ini dianggap dengan pendidikan.

Pandangan yang lain lagi ialah bahwa guidance dan counseling merupakan kegiatan yang integral,keduanaya tidak dapat dipisahkan. Oleh karma itu perkataan guidance selalu dirangkai dengan counseling sebagai kata majemuk.Counseling merupakan salah satu teknik jenis teknikpelayanan bimbingan diantara pelayanan-pelayananlainnya, dan sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan dalam bimbingan.

Pelayanan dengan counseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individual. James F.Adam menjelaskan bahwa “counseling adalah suatu pertalian timbale balik antara dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lai(counselee),supaya ia bisa lebih baik dalam memahami dirinya dalam hubungannya dalam masalah-masalah hidup yang dihadapainya pada waktu itu dan pada waktu yang akan dating”.

Dengan memperhaikan definisi seperti itu diatas jelaslah bahwa bahwa counseling merupakan salah satuteknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan,yaitu dengn memberikan bantuan secara individual(face to face relationship).Guidance dan counseling memilikihubungan yang sangat erat,perbedaannya terletak didalam tingkatannya.

Pandangan yang terakhir inilah yang aling banya dianutdan diikiti didalam kegiatan-kegiatan praktik dan demikian pulalah karangan ini mengikuti pandangan yang terakhir ini[2]

II. RUANG LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1) Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

a. Bidang kurukulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan,ketrampilan ,sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.

Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran.Misalnya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif apabilasiswa terbbas dari masalah-masalh yang menggangguproses belajarnya.Begitu pula sebaliknya.bidang kurikulum dan pengajaran merupakan lahan yang sangat efektif bagi terlaksanakannya didalam praktikmateri-materi layanan Bimbingan konseling. Pelaksanaan pengajaran yang sehat dan mantap baik didalam isi maupun suasananya,akan memberikan sumbangan besar bagipencegahan timbulnya masalah siswa dan juga merupkanwahana bagi pengetahuan masalah-masalah siswa dan jauga merupakan wahana bagi pengetahauan masalah –masalah siswa.pengajaran perbaikan dan pemberian materi pengayaan merupakan bentuklayanan bimbingan yang dilaksanakan kegiatan pengajara.

b. Bidang Administrasi atau Kepemimpinan,yaitu

Bidang yang meliputiberbagai fungsi berkenaandengan tanggung jawab dan pengambilan kebijakasanaan,serta bentuk-bentuk kegiatan pengolahan dan administrsiseola,seperti perencanaan,pembiayaan pengadaan dan pengembangan staf,prasarana dan sarana fisikdan pengawasan.

Terhadap administrasi dan suprvisi,Bimbingan dan konseling melaluiberbagai kebijaksanaanyang tepat dalam rangka penciptaan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan kebutuhandan perkembangan siswa,begitu pula sebaliknya bidang pengelolaan dan Administrsi dapat memberikan sumbangan yang besarbagi pelayanan bimbingan dan konseling elaluibebagai kebijaksanan dan pengaturan yang menghasilkan kondisi yang memungkinkan berjalannya layanan itu secara optimal, sehingga segenap fungsi-fungsidan jenis layanan serta kegiatan Bimbingan Konseling dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai sasaran.

c. Bidang Kesiswaan

Yiatu bidang yang meliputiberbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu padapelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu dapat berkembangsesuai dengan bakat,potensi dan minat-minatnya,serta tahap-tahap perkembangannya.Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan Bimbingan Konseling.

2) Pelayanan Bimbingan Konseling di Luar Sekolah

A. Bimbingan Konseling Keluarga

Palmo,Lowry,Weldon,danScioscia(1984)mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadisecara signifikan mempengaruhi struktur dan kondisi keluarga,yaitu meningkatny perceraian,kedua orang tua bekerja,pengangkatan anak,emansipasi pria-wanita dan kebebasan hubungan seksual.selain itu meningkatnya kesadaran tentang anak-anakcacat,keadan depresidan bunuh diri,kesulitab mencari pekerjaan dan ketidakmampuan ekonomi menambah unsure-unsur yang mempengaruhi kehidupan keluarga.Unsur-unsur yang tidak menguntungkan itu secara langsung ataupun tidak langsung membawa pengaruh kepada anggota keluarga. Permasalahanyang yang ditimbulkan oleh pengaruh yang tidak menguntungkan itumengundang berperannya bimbingan dan konseling didalam keluarga.Segenap fungsi,jenis layanan dan kegiatan bimbingandan konseling pada dasarnya dapat diterapkandengan memperhatikan kesesuannya dengan masing-masingkarakteristik anggota keluarga yang memerlukan pelayanan itu.

B. Bimbingan dan Konseling Dalam lingkungan yang lebih luas

Permasalahan yang dialamioleh warga masyarakattidak hanay terjadi dilingkungan sekolah dan keluarga sajamelainkan yang diluar keduanya.Warga masyarakat dilingkunganperusahaan industri,kantor-kantor(baik pemerintah maupun swasta)dan lembaga-lembaga kerja lainnya,organisasi kemasyarakatan lainnya bahkan dilembaga pemasyarakatan,rumah jompo,rumah yatim piatuatau pantai asuhan,rumahsakitdan lain sebagainya,seluruhnya tifak terhindar dari kemungkinan menghadapi masalah.oloh karma itu disana diperlukan jasa Bimbingan konseling.

Pelayanan bimbingan dan konseling yang menjangkau dearah kerja yang lebih luas itu perlu digerakkan oleh konseloryang bersifat multi dimensional(Chiles dan Giken,1983)yaitu yang mampu bekerja sama selain dengan guru,Administrator,dan orang tua,juga dengan berbagaikomponen dan lembaga masyarakat secara lebih luas.Konselor seperti itu bekerja dengan masalah-masalah personal,emosional,social,pendidikan dan pekerjaan yang kesemuanay itu untukmencegah timbulnya masalah,pengetahuan masalah,dan menunjang perkembangan individu anggota masyarakat.Konsep professional yang multidimensionalitu akan lebih berperan sebagai pelatih dan supervisior,disamping penyelenggaraanlayanan dan kegiatan “tradisional” Bimbingan dan Konseling ,bagi kaum muda dan anggota masyarakat lainnya(Goldman, 1976)

Dalam lingkungan yang lebih luas itu,Konselor akan berada di berbagai lingkungan,selain disekolah dan didalam keluarga,juga ditempat-tempat yang sekarang agaknya belum terjangkau pekerjaan profesionalbenar-benar memberikan ahli yang meberikan jasa berupa bantuan kepada orang-orang yang sedang mengfungsikan dirinya pada tahap perkembangan tertentu,membantu mereka mengambil manfaat yang sebesar-besrnya dari kondisi dan apa yang sudah mereka miliki. Membantu mereka menangani hal-hal tertentu agar lebih efektif, merencanakan tindak lanjutatas langkah-langkah yang telah diambil, serta membantu lembaga ataupun organisasimelakukan perubahan agar lebih efektif. Dalam melaksanakan peranannya yang lebih luas itu konselor berada dimana-mana,dilembaga formal dan non formal, didesa-desa dan dikota-kota,konselor bekerja sama dengan kelurga dan tokoh-tokoh masyarakat,kepala desa dan camatdengan para pemimpin formaldan non formal konselor dimasa depan bekerja disemua bidang kehidupan dan sumberdaya manusia mebantu individu masyarakat dari berbagai umur,mencegahtimbulnya masalahdan mengentaskan berbagai masalah yang dihadapi warga masyarakat dan menjadikan tahap perkembangan yang mereka jalanai menjadi lebih optimal.

koselor yang bekerja diluar sekolah dapat mengikatkan dir pada lembaga tertentu (misalnya perusahaan,kantor,dan lain-lain),dapat bekerjasama dengan sejawat dalam suatu tim pelayanan Bimbingan dan konseling dapat bekerja mandiri dan dapat pula menciptkan bentuk-bentuk baru penjualan jasa Bimbingan dan Konseling di masyarakt.dimanapun konselor bekerja dan apaun tugas-tugas khusus yang diselenggarakan konselor, namun fungsi,prinsip,asas, jenis layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling pada dasarnya tetap sama.modifikasi dan penyesuaian disesuaikan bedasarkan kekhususan yang ada pada sasaran layanan,lembaga dan tempat bekerja,tujuan dan kondisiyang menyertai diperlukannya pelayanan Bimbingan dan Konseling itu[3]

III. TUJUAN BIMBINGAN

Ada lima hal yang akan dicapai dengan usaha bimbingan di sekolah,yaitu:

1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan

Dengan adanya usaha bimbingan,diharapkan siswa dapat mengenal dirinya sendiri dan lingkungan dimana dia berada. Dalam arti, mengenal

kekuatan serta kelemahanyang ada pada dirinya. Selanjutnya pengenalan diri sendiri diteruskan dengan pengenalan lingkungan .Lingkungan dalam arti yang sangat umum, yaitu lingkungan keluarga , sekolah, pekerjaan, lingkungan masyarakat, dan sebagainya. Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungan itu, diharapkan mereka (siswa) dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta dapat memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri.

2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis

Diharapkan siswa tidak saja mengenal kekuatan yang mereka miliki dan mengenalkekuatan yang mereka miliki dan mengeal lingkungan yang serba memberi kemungkinan-kemungkinan yang baik saja,tetapi mereka juga harus mengenal kekurangan-kekurangan serta keterbatasan yang ada pada diri mereka.Dengan mengenal kekurangan yang ada pada diri mereka, akhirnya diharapkan agar mereka mampu menerima apa yang ada atau apa adanaya yang terdapat pada diri mereka. Kemampuan untuk menerima apa yang ada pada diri mereka ini termasuk salah satu dari tujuan kegiatan bimbingan disekolah.

3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal

Dengan terpenuhinya tujuan yang pertama dan yang kedua,hendaknya siswa mampu memutuskan sendiri suatu tindakan yang akan mereka lakukan sesuai keadaan yang ada pada diri mereka dan lingkungan dimana mereka bereda.Misalnya pemilihan terhadap jurusan /sekolah yang akan mereka masuki,pemilihan pekerjaan yang akan mereka tempati, dan sebagainya. Kenyatan seseorang yang dapat menentukan sendiri sesuatu hal tanpa dipaksa oleh orang lain,akan memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya sendiri.

4. Untuk dapat mengerahkan diri sendiri

Sejalan dengan tujuan yang ketiga,kegiatan bimbingan juga bertujuan untuk mengerahkan siswa kepada sesuatusesuai dengan bakat,minatdan kemampuan yang ada pda mereka.Namaun lebih jauh lagi,bimbingan menginginkan agar pada akhirnya siswa mapu mengarahkan diri mereka sendiri yang didasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.

5. Perwujudan diri sendiri

Dengan pengenalan diri sendiri dan lingkungan,dengan pengambilankeputusan sendiri dan dengan pengarahan diri,akhirnya diharapakan siswa dapat mewujudkan(merealisasikan)dirinya sendiri.

Sebagian orang atau siswa dalam bertindak akan dipengaruhi oleh berbagai unsure(seperti paksaan ,imbalan,dansebagainya)sehingga kalau dianalisa secara mendalam ,tindakan yang mereke lakukan itu dapat menggamabarkan siapa mereka sebenarnya. Oleh sebabitu kegiatan bimbingan berusaha agar siwa dalam bertindak benar-benar menggambarkan diri mereka yang sebenarnya.

Dari lima hal tujuan usaha bimbingan disekolah diatas

Tujuan pelayanan bimbingan adalh supaya sesame manusia mengatur kehidupan sendiri,,menjamain perkembangan dirinya sendiri,seoptima mungkin,memikul tanggung jawabsepenuhnya atas arahhidupnya sendiri,mengunakan kebebasan sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yangmewujudkan semua potensi yang baik padanya.dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan.tujuan demikian yang amat luas dalam ruang lingkupnya karna tidak terbatas pada bidang kehidupan tertentu, seluruh medan hidup seseorang terjamgkau disini dan semua medan kehidupan tercakup dalam bimbingan. Perkembangan kpribadian yang seoptimal mungkin itulah yang menjadi tujuan pelayananbimbingan. Dalam rangka mengembangkan dirinya sendiri orang harus mengenal dirinya sendiri, harus mengenal lingkungan hidupnya, harus membangun cita-cita yang hendak dicapai, harus menimbang beraneka dorongan motivasional yang terdapat dalam dirinya sendiri,harus mempertimbangkan alternative-alternatif yang terbuka baginya untuk mewujudkan cita-citanya,harus memperhitungkan kewajibannya terhadap sesame manusia, harus merencanakan langkah-langkah yang dapat diambilnya untuk mencapai suaru tujuan, harus mengadakan evaluasi atas dirinya sendiri dan arah kehidupannya sendiri. Misalnya, seorang prria dewasa muda menghadapi banyak tugas yang sekaligus menjadi tantangan baginya, bidang pekerjaan apa yang cocok baginya dan memungkinkan untuk berdikari secara ekonomis serta kelak menjamin kehidupan keluarganya?, Teman hidup dari jenis yang laindiharapkan mempunyai sifat-sifat yang bagaimana? Tempat tinggalyang memungkinkan untuk membina hubungan dengan seluruh anggota masyarakat, seperti didambakannya, sebaiknya ditetapkan dimana? sumbangan apa yang dapat diberikannya pada umat setempatdari aliran agama yang dianutnya?, bagaiman bentuk keseimbangan yang serasi antara menunaikan tugas dan menikmati waktu luang ?, bagaimanasikapnya terhadap Tuhan yang pernah akan minta pertanggungjawabannya atas tindakannyaa selama hidup? Dan sebagainya.ini berarti bahwa semua pria dewasa muda itu kadang-kadang harus memilih salah satu alternative bertindak diantara beberapa kemungkinan bertindak.

PENUTUP

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Pelayanan Bimbingan Konseling diselenggarakan di berbagai ruang lingkup kerja, disekolah dan di luar sekolah. Di sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bidang pelayana pokok di samping dua bidang pelayanan lainnya yaitu bidang pelayanan kurikulum dan pengajaran serta bidang administrasi dan pengelolaan. Di luar sekolah, pelayanan Bimbingan Konseling diselenggarakan di dalam keluarga dan lembaga-lembaga serta bidang-bidang lain dalam masyarakat luas. Dalam kaitan itu, konselor berada dimana-mana, bekerja sama dengan berbagai pihak dan menawarkan jasa Bimbingan Konseling secara luas dalam masyarakat. Untuk pelayanan yang berdimensi luas itu diperlukan konselor multidimensional.

Tujuan pelayanan Bimbingan Konseling pada intinya ialah supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Djumhur, I dan Muh, Surya. 1988. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV. Ilmu

Priyatno dan Erman Anti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Winkel,WSK. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo



[1] Priyatno dan Ermananti, Dasar-Dasar bimbingan dan konseling, Jakarta :PT Rineka Cipta,1999,halaman 105

[2] 1.Djumhur,2Drs.Muh.Surya,Bimbingan dan Penyuluhan di sekolahan,Bandung: CV.Ilmu,1988,halaman29.

[3] Priyatno dan Ermananti, Dasar-DasarBimbingan Dan Konseling,Jakarta : PTRineke CIpta,1999 halaman

Selasa, 27 Juli 2010

Mempersiapkan Diri Menyambut Ramadhan

Saat ini kita telah berada di bulan Sya’ban, beberapa minggu lagi insya Allah kita akan memasuki bulan Ramadhan. Ramadhan merupakan tamu agung yang senantiasa kita harapkan kedatangannya. Karena itu, tentu kita jauh-jauh hari mesti mempersiapkan diri guna menyambutnya.

Sudah kita ketahui bersama, bahwa manusia tidak akan melaksanakan sesuatu dengan baik kecuali jika ia mempersiapkan diri dengan baik pula. Begitupun agar kita mampu melaksanakan semua amalan di bulan Ramadhan; sangat penting kita mempersiapkan diri untuk itu. Keberhasilan kita pada bulan Ramadhan akan dipengaruhi sejauh mana kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya.

Rasulullah saw dan para Sahabat sangat bersemangat menyambut datangnya bulan Ramadhan. Mereka sangat serius mempersiapkan diri agar bisa memasuki bulan Ramadhan dan melakukan segala amalan di dalamnya dengan penuh keimanan, keikhlasan, semangat, giat dan tidak merasakannya sebagai beban.

Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut Ramadhan, tamu yang istimewa ini. Persiapan penting yang harus kita lakukan adalah persiapan mental dan ilmu. Mempersiapkan diri secara mental tidak lain adalah mempersiapkan ruhiah kita serta membangkitkan suasana keimanan dan memupuk spirit ketakwaan kita. Cara paling manjur adalah dengan memperbanyak amal ibadah. Dalam hal ini, Rasulullah saw. telah memberikan contoh kepada kita semua. Nabi saw. memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Ummul Mukminin Aisyah ra. menuturkan:

Aku tidak melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan dan aku tidak melihat Beliau lebih banyak berpuasa dibandingkan dengan pada bulan Sya’ban (HR al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan Rasulullah saw. menyambung puasa pada bulan Sya’ban itu dengan puasa Ramadhan. Ummul Mukminin Aisyah ra. menuturkan:

Bulan yang paling Rasul saw. sukai untuk berpuasa di dalamnya adalah Sya’ban, kemudian Beliau menyambungnya dengan (puasa) Ramadhan. (HR Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ahmad).

Beberapa hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw. banyak berpuasa pada bulan Sya’ban. Puasa pada bulan Sya’ban itu demikian penting dan memiliki keutamaan yang besar daripada puasa pada bulan lainnya, tentu selain bulan Ramadhan. Sedemikian penting dan utamanya sampai ‘Imran bin Hushain menuturkan, bahwa Rasul saw. pernah bertanya kepada seorang Sahabat:

“Apakah engkau berpuasa pada akhir bulan ini (yakni Sya’ban)?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak.” Lalu Rasulullah saw. bersabda kepadanya, “Jika engkau telah selesai menunaikan puasa Ramadhan, maka berpuasalah dua hari sebagai gantinya.” (HR Muslim).

Hadis di atas menunjukkan dengan jelas keutamaan puasa sunnah pada bulan Sya’ban. Lalu apa hikmah dari puasa pada bulan Sya’ban itu?

Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw.:

“Ya Rasulullah, aku tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa pada bulan Sya’ban.” Rasul menjawab, “Bulan itu (Sya’ban) adalah bulan yang dilupakan oleh manusia, yaitu bulan di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan itu adalah bulan diangkatnya amal-amal manusia kepada Tuhan semesta alam. Aku suka amal-amalku diangkat, sementara aku sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i; disahihkan oleh Ibn Khuzaimah).

Rasul saw. juga memposisikan puasa pada bulan Sya’ban itu sebagai persiapan untuk menjalani Ramadhan. Anas ra. menuturkan bahwa Nabi saw. pernah ditanya:

“Puasa manakah yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan?” Rasul menjawab, “Puasa Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan.” (HR at-Tirmidzi).

Walhasil, puasa Sya’ban, di samping akan mendapatkan pahala yang besar dan keutamaan di sisi Allah, juga merupakan sarana latihan guna menyongsong datangnya Ramadhan. Al-Hafizh Ibn Rajab mengatakan, “Dikatakan tentang puasa pada bulan Sya’ban, bahwa puasa seseorang pada bulan itu merupakan latihan untuk menjalani puasa Ramadhan.

Hal itu agar ia memasuki puasa Ramadhan tidak dengan berat dan beban. Sebaliknya, dengan puasa Sya’ban, ia telah terlatih dan terbiasa melakukan puasa. Dengan puasa Sya’ban sebelumnya, ia telah menemukan lezat dan nikmatnya berpuasa. Dengan begitu, ia akan memasuki puasa Ramadhan dengan kuat, giat dan semangat.”

Para ulama salaf dulu sangat memperhatikan pelaksanaan semua amalan-amalan kebaikan pada bulan Sya’ban. Mereka, sejak memasuki bulan Sya’ban, telah memperbanyak membaca al-Quran, menelaah dan memahami isinya dan mentadabburi kandungannya. Bahkan Habib ibn Abi Tsabit, Salamah bin Kahil dan yang lain menyebut bulan Sya’ban ini sebagai Syahr al-Qurâ.

Bulan Sya’ban, Saatnya Intropeksi Diri

Marilah kita gunakan bulan Sya’ban ini untuk instrospeksi diri; sejauh mana kita telah bertindak dan bermuamalah sesuai dengan syariah yang telah Allah turunkan. Sudahkah kita pada bulan ini bergegas mempersiapkan diri guna menyambut datangnya Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba? Ataukah kita malah termasuk orang yang melupakan bulan penting ini sebagaimana yang disinggung oleh Rasul saw. dalam hadis di atas?

Saatnyalah kita segera mempersiapkan diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita guna menyongsong datangnya Ramadhan. Caranya adalah dengan memperbanyak puasa serta membaca al-Quran sekaligus menelaah, memahami dan mentadabburi kandungannya.

Kita juga harus giat melakukan shalat malam serta memperbanyak sedekah dan amalan-amalan kebaikan lainnya. Agar kita nanti mampu menjalani Ramadhan dengan penuh makna, hendaknya kita pun menyiapkan program-program amal kebaikan yang akan kita lakukan selama bulan Ramadhan.

Lebih dari itu, bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan; di dalamnya setiap Muslim dituntut untuk mengikatkan diri dengan seluruh syariah-Nya. Bulan Ramadhan adalah bulan murâqabah. Sebab, shaum yang dilakukan di dalamnya mengajari setiap Muslim untuk senantiasa merasa diawasi Allah.

Ramadhan juga adalah bulan pengorbanan di jalan Allah. Di dalamnya setiap Muslim dituntut untuk berkorban dengan menahan rasa lapar dan haus demi meraih derajat ketakwaan kepada-Nya. Takwa adalah puncak pencapaian ibadah shaum pada bulan Ramadhan. Perwujudan takwa secara individu tidak lain adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Adapun perwujudan takwa secara kolektif adalah dengan menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan oleh seluruh kaum Muslim. Shaum Ramadhan tentu akan kurang bermakna jika tidak ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara total dalam kehidupan, karena itulah wujud ketakwaan yang hakiki.

Terakhir, guna menambah kerinduan dan semangat kita mempersiapkan diri menyongsong Ramadhan, hendaklah kita mengingat dan merenungkan kembali pesan-pesan Rasul saw. yang pernah Beliau sampaikan pada akhir bulan Sya’ban. Salman al-Farisi menuturkan, bahwa Rasulullah saw. pernah berkhutbah pada akhir bulan Syaban demikian:

Wahai manusia, kalian telah dinaungi bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasa pada bulan itu sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sebagai sunnah. Siapa saja yang ber-taqarrub di dalamnya dengan sebuah kebajikan, ia seperti melaksanakan kewajiban pada bulan yang lain. Siapa saja yang melaksanakan satu kewajiban di dalamnya, ia seperti melaksanakan 70 kewajiban pada bulan lainnya.

Bulan Ramadhan adalah bulan sabar; sabar pahalanya adalah surga. Ia juga bulan pelipur lara dan ditambahnya rezeki seorang Mukmin. Siapa saja yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, ia akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan lehernya dari api neraka. Ia akan mendapatkan pahala orang itu tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.

Para Sahabat berkata, “Kami tidak memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa puasa?”

Rasulullah saw. menjawab:

Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berbuka berpuasa meski dia hanya memberi sebutir kurma, seteguk air minum atau setelapak susu.

Ramadhan adalah bulan yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya adalah maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Siapa saja yang meringankan hamba sahayanya, Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada dalam Ramadhan empat perkara, dua perkara yang Tuhan ridhai dan dua perkara yang kalian butuhkan. Dua perkara yang Tuhan ridhai adalah kesaksian Lâ ilâha illâ Allâh Muhammad Rasûlullâh dan permohonan ampunan kalian kepada-Nya. Adapun dua perkara yang kalian butuhkan adalah: kalian meminta kepada Allah surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahih Ibn Khuzaimah dan al-Baihaqi di dalam Syu’âb al-Imân).

Minggu, 25 Juli 2010

doa nisfu sa'ban

Bismillahhirrohmanirrohim
Allahumma yaa dzalmanni wa laa yumunnu `alaika yaadzaljalaali wal ikraami, yadzaath thouli wal in`aami, laa ilaaha illaa anta zhahrallajiinaa, wajaaral mustajiiriina, wa amaanal khaaifiina. Allahumma inkunta katabtanii indaka fii ummil kitaabi syakiyyan au mahruuman au mathruudan au muqattaran `alayya firriziqi famhullaahumma bifadhlika fii ummil kitaabi syaqaawatii wa hirmaanii wathardii wa iqtaara rizqii wa atasbitnii `indaka fii ummil kitaabi sa`iidam marzuuqan muwawaffaqal lil khairaati, fa innaka qulta wa qaulukal haqqu, fii kitabikal munzali, `alaa nabiyyikal mursali, yamhullaahu maa yasyaa-u wa yutsbitu wa indahuu ummul kitaabi ilaahi bittajalli a`zhami fii lailatin nishfi min syahri sya`baanal mukaraamil latii yufraqu fiiha kullu amrin hakiimin wa yubramu, ishrif `annii minal balaai maa a`lamu wa maa laa alamu wa anta `allaamul ghuyuubi, birahmatika yaa arhamarraahimiin, washallallaahu `alaa sayyidinaa Muhammadiw wa `alaa aalihii washahbihii wasallam. Aamiin.
Ya Allah Tuhanku pemilik nikmat, tiada yang bisa memberi nikmat kepada-Mu. ya Allah pemilik kebesaran dan kemuliaan, pemilik kekayaan dan pemberi nikmat, tiada Tuhanyang patut di sembah melainkan Engkau. Engkaulah tempat bersandar dan berlindung dan kepada Mulah tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, sekiranya engkau menulis dalam buku besar-Mu, bahwa orang yang tidak berbahagia yang sangat terbatas mendapat nikmat, yang di jauhkan dari-Mu, atau yang disempitkan dalam mendapat rezeki, maka aku memohon dengan karunia-Mu, semoga Engkau pindahkan aku ke dalam golonga orang-orang yang berbahagia, luas rezeki serta diberi petunjuk kepada kebijakan. Sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam Kitab-Mu benar, yang berbunyi, Allah mengubah dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan pada-Nya sumber kitab.
Ya Allah! Dengan Tajalli-Mu Yang Maha Besar, pada malam Nisfu Sya`ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga dijauhkan dari bencana, baik yang aku ketahui, maupun yang tidak aku ketahui. Engkaulah yany Maha mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Aku selalu berharap limpahan rachmad-Mu ya Allah Yang Maha Pengasih, dan semoga salawat Allah selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, dan para sahabatnya. Ya Allah, kabulkanlah Do`a kami.

Selasa, 20 Juli 2010

Senin, 12 Juli 2010

isr'mi'raj

Isra Mi'raj (Arab:الإسراء والمعراج‎, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāğ) adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi[1] dan mayoritas ulama,[2] Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[3] menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban shalat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi'raj.

Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Jumat, 25 Juni 2010

wi9sata di kota pekalongan

Objek wisata yang dapat menjadi alternatif untuk berekreasi di Kodya Pekalongan sebagai daerah pesisir pantai utara Laut Jawa adalah objek wisata alam yang menawarkan keindahan pemandangan pantai seperti Pantai Slamaran dan Pasir Kencana. Sebagai salah satu sentra batik, Pekalongan juga menawarkan wisata belanja batik yang terpusat di Pasar Grosir Batik Setono. Anda dapat juga mengunjungi Musium Batik Nasional yang memiliki ratusan koleksi batik dari seluruh nusantara sekaligus pusat informasi tentang teknik dan pola batik, sejarah dan perkembangan batik di Indonesia.
Obyek Wisata Alam :

* Pantai Pasir Kencana

Tempat santai menyajikan keindahan dan kesejukan khas pantai dengan hamparan pasir pantai.
Rekreasi yang ditawarkan ditempat ini selain pemandangan, yaitu bersampan, perahu siar dan memancing.
Terletak 4,5 km ke arah utara dari kota berdekatan dengan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan
Muara Pelabuhan Pekalongan.

* Pantai Slamaran

Sepert ihalnya Pantai Pasir Kencana yang menyajikan keindahan, Pantai Slamaran berupa pantai
dengan banyak pohon (hutan alami) dan pohon kelapa. Pantai ini terletak sebelah timur dari
pantai Pasir Kencana dan 5 km dari kota ke arah Timur Laut yang terkenal dengan legenda
Ratu Pantai Utara Pekalongan, Dewi Lanjar.

Obyek Wisata Budaya :

* Museum Batik Nasional

Jl Jatayu No 3 Pekalongan 51114 Indonesia
Buka setiap hari jam 08.30 - 17.00 WIB
Koleksi batik yang ada berasal dari berbagai daerah di nusantara seperti Jogjakarta, Surakarta, dan
batik-batik daerah pesisir, seperti Cirebon, Pekalongan, Lasem, Rembang, Tuban dan Sidoarjo.
Selain itu juga terdapat koleksi batik dari Malaysia dan batik-batik kuno yang berusia puluhan
bahkan seratus tahun.

Obyek Wisata Belanja :

* Pasar Grosir Batik Setono

Meskipun namanya Pasar Grosir Batik tetapi komoditas yang menjadi bursa tidak hanya batik semata
dan juga melayani pembelian eceran (retail). Komoditas batik, konveksi, tenun, palekat dan kerajinan
merupakan bursa utama perdagangan di sentra Pasar Grosir Setono. Pasar Grosir ini mudah dijangkau
yang terletak 3 km disebelah timur Kota Pekalongan, tepatnya di Jl. Raya Baros yang merupakan
Jalan Raya Cirebon - Semarang (Jalur Pantura). Disamping Pasar Grosir juga banyak dijumpai Rumah Batik
dan Kerajinan yang tersebar ke beberapa daerah di Kota Pekalongan (lihat menu batik - kerajinan).

Obyek Rekreasi Terpadu :

* Rekreasi Terpadu Pekalongan

Kawasan rekreasi ini dipersiapkan menjadi one stop recreation dengan fasilitas hiburan yang beraneka
ragam. Saat ini obyek yang dapat dinikmati antara lain : Akuarium (Sea World) yang menampilkan koleksi
berbagai jenis ikan laut dan ikan tawar serta biotanya. Taman bermain anak, pemandangan pantai dan
muara pelabuhan dengan lalu lintas keluar masuk kapal dari dan ke pelabuhan. Fasilitas hiburan lain
masih dalam proses pembanganan dan terus dikembangkan. Taman rekreasi ini terletak di sebelah
pelabuhan Pekalongan 4 km ke utara dari pusat kota.

Minggu, 20 Juni 2010

makalah evaluasi pendidikan islam

PENDAHULUAN Evaluasi Pendidikan Islam

I.

Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Engan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak).

Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan ealuasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.[1]

Ada beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:

a. Bloom

Evaluasi yaitu: pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.

b. Stuffle Beam

Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.

c. Cronbach

Didalam bukunya Designing Evalutor Of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain:

1) Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.

2) Evaluasi seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evalutor memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak. Evalutor tidak dapat memberikan pertimbangan kepada pihak lain, seperti halnya seorang pembimbing tidak dapat memilihkan karier seorang murid. Tugas evalutor hanya memberikan alternatif.

3) Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus, sehingga didalam proses didalamnya memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu kesalahan-kesalahan.[2]

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam

Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-Kamil atau manusia paripurna. Oleh karena itu, hendaknya di arahkan pada dua dimensi, yaitu : dimensi dialektikal horitontal, dan dimensi ketundukan vertikal.

Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kader pemahaman anak didik terhadap materi terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan anak didik saja, tetapi bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidikan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.

Dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu :[3]

1. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya.

2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.

3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya.

4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta khalifah Allah SWT.

Dari keempat dasar tersebut di atas, dapat dijabarkan dalam beberapa klasifikasi kemampuan teknis, yaitu :

1) Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2) Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.

3) Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.

4) Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.

Sedangkan menurut Muchtar Buchari M. Eb, mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi :[4]

1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.

2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.

Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan adeqvate (baik tidaknya) metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.

Menurut A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1) Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan instruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.

2) Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.

3) Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur keberhasilan proses belajar mengajar bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.

4) Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.

5) Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.

6) Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.

7) Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.

C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam

Evaluasi merupakan penilaian tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek lainnya, sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh jika ditinjau dari beberapa segi. Oleh karena itu dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain :[5]

1. Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)

Dalam ajaran Islam, sangat memperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil (Q.S. 46 : 13-14).

2. Prinsip Menyeluruh (komprehensif)

Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama, tanggung jawab (Q.S. 99 : 7-8).

3. Prinsip Objektivitas

Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaharui oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional.[6]

Allah SWT memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi. Jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan (Q.S. : 8), Nabi SAW pernah bersabda : “Andai kata Fatimah binti Muhammad itu mencuri, niscaya aku tidak segan-segan untuk memotong kedua tangannya”.

Demikian pula halnya dengan Umar bin Khottob yang mencambuk anaknya karena ia berbuat zina. Prinsip ini dapat ditetapkan bila penyelenggarakan pendidikan mempunyai sifat sidiq, jujur, ikhlas, ta’awun, ramah, dan lainnya.

D. Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengaku pada sistem evaluasi yang digariskan oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.

Secara umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut :[7]

1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155).

2. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS. An Naml/27:40).

3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash Shaaffat/37:103-107).

4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31).

5. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang beraktifitas baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka yang berakltifitas buruk (QS. Az Zalzalah/99:7-8).

6. Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya, tanpa memandang formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik tindakan hamba-hamba tersebut (QS. Al Hajj/22:37).

7. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan (QS. Al Maidah/5:8).

E. Sasaran Evaluasi

Langkah yang harus ditempuh seorang pendidik dalam mengevaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi sasaran evaluasi tersebut. Sasaran evaluasi sangat penting untuk diketahui supaya memudahkan pendidik dalam menyusun alat-alat evaluasinya.

Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi[8], yaitu:

1. Segi tingkah laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, keterampilan murid sebagai akibat dari proses belajar mengajar.

2. Segi pendidikan, artinya penguasaan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

3. Segi yang menyangkut proses belajar mengajar yaitu bahwa proses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara obyektif dari guru. Sebab baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh murid.

Dengan menetapkan sasaran diatas, maka pendidik lebih mudah mengetahui alat-alat evaluasi yang dipakai baik dengan tes maupun non tes.

a. Kedudukan akademis setiap murid, baik dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya, sekolahnya, maupun dengan sekolah-sekolah lain.

b. Kemajuan belajar dalam satu pelajaran tertentu, misalnya tauhid, fiqih, tarikh dan lainnya.

c. Kelemahan dan kelebihan murid.

Dalam evaluasi pendidikan Islam ada empat sasaran pokok yang menjadi target.[9]

- Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadi dengan Tuhannya.

- Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungannya dengan masyarakat.

- Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dengan kehidupan yang akan datang.

- Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah Allah di bumi.

Dalam melaksanakan evaluasi pendidika Islam ada 2 cara yang dapat ditempuh diantaranya:

a. Kuantitatif

Evaluasi kuantitatif adalah cara untuk mengetahui sebuah hasil pendidikan dengen cara memberikan penilaian dalam bentuk angka. (5, 7,90) dan lain-lain.

b. Kualitatif

Evaluasi kualitatif adalah suatu cara untuk mengetahui hasil pendidikan yang diberikan dengan cara memberikan pernyataan verbal dan sejenisnya (bagus, sangat bagus, cukup, baik, buruk) dan lain-lain.

F. Jenis jenis Evaluasi

1. Penilaian formatif

III. KESIMPULAN

Dari pemaparan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya kata evaluasi berasal dari kata asing “evaluation” yang berarti menilai (tetapi diadakan pengukuran terlebih dahulu).

Dari pendapat-pendapat para ahli yang mendefinisikan tentang evaluasi. Pada hakekatnya dalam evaluasi pengajaran memiliki tiga unsur yaitu, kegiatan evaluasi, informasi dan data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi.

Tujuan dan fungsi evaluasi tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif akan tetapi meliputi ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif dan psikomotorik). Yang mempunyai tiga prinsip yaitu prinsip keseimbangan, menyeluruh dan obyektif. Dalam kegiatan evaluasi tersebut sistem yang dipakai yaitu mengacu pada al-Qur’an yang penjabarannya dituangkan dalam as-Sunnah.

DAFTAR PUSTAKA

- Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.

- Daryanto, Drs. H., Evaluasi Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2001.

- Samsul, MA., Drs., Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis, dan praktis, Ciputat Press, Jakarta, 2000.

- Arief, Armai, MA., DR., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002.

- Muhaimin, MA., Drs., Memikirkan Pendidikan Islam, PT. Rineka Cipta, Jakarta 1993.

- Rusyam, Tabrani, dkk., Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Gramedia, Jakarta, 1989.

- Nata Abudin, H., Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.

- Ihsan, Hamdani, Drs. H., Filsafat Pendidikan islam, Pustaka Setia, Bandung, 1998


[1] M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, hal. I.

[2] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, hal. 2.

[3]Samsul Nitar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, 2002, hal. 80.

[4] M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, hal. 6.

[5] Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, hal. 279-280.

[6] Tasrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, hal. 211.

[7] Samsul Nitar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis.

[8] Abubin Rata, Filsafat Islam, hal. 143.

[9] H. Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 225.